Kompas.com - Kemampuan bicara anak memang berbeda-beda,
tetapi sebagian besar tak meleset jauh dari jangka waktu normal
perkembangan usia anak.
Bila Anda mencurigai adanya
keterlambatan bicara pada si kecil, misalnya melewati beberapa minggu
atau bulan dari jangka waktu, konsultasikan kepada dokter. Mungkin itu
bukan hal yang perlu dikhawatirkan, tetapi mengenali dan melakukan
intervensi sedini mungkin bermanfaat besar untuk perkembangan
kemampuannya di masa datang.
Anda perlu was-was jika di usia ini anak belum memiliki kemampuan:
Usia 12-18 bulan
- Di usia 12 bulan anak belum menggunakan bahasa tubuh seperti melambai atau menggelengkan kepala.
- Di usia 12 bulan anak belum memakai kata-kata konsonan seperti p atau b.
- Di usia 15 bulan ia tidak mengerti dan merespon kata sederhana seperti "tidak".
- Di usia 15 bulan anak belum mengerti sedikitnya satu atau tiga kata.
- Di usia 15 bulan anak belum mengucap kata "mama" atau "papa".
- Di usia 18 bulan anak belum bisa mengucapkan sedikitnya 15 kata.
Usia 19-24 bulan
- Di usia 19 bulan ia belum menunjuk hal yang menarik perhatian, seperti burung atau pesawat di langit.
- Di usia 20 bulan ia belum mampu membuat sedikitnya 6 suara konsonan.
-
Di usia 21 bulan ia tidak merespon petunjuk sederhana atau bermain
pura-pura dengan boneka atau mobilannya (misalnya menyisir rambut
boneka).
- Di usia 24 bulan ia tidak bisa mengenali nama-nama gambar di buku atau tidak tahu fungsi benda di sekitar rumah seperti sikat gigi, telepon, atau sendok.
- Di usia 24 bulan ia belum bisa menggabungkan dua kata dan orangtua tidak memahami apa yang diucapkannya.
Usia 2 - 3 tahun
Di
usia ini waspadai jika anak belum bisa menggunakan dua kalimat
sederhana, tidak dapat menamai sedikitnya tiga bagian tubuh, tidak
pernah bertanya, kesulitan mengikuti bagian lagu sederhana, serta tidak
mampu membedakan perintah sederhana. Waspadai juga jika di atas usia 3
tahun orangtua masih belum memahami ucapan anak.
Layanan Terapis wicara adalah bentuk layanan yang bertujuan untuk memulihkan dan mengupayakan kompensasi/adaptasi fungsi komunikasi, bicara dan menelan dengan melalui pelatihan remediasi, stimulasi dan fasilitasi (fisik, elektroterapi dan mekanis). Sarana elektroterapi yang ada antara lain vital stim untuk melatih otot2 menelan, misalnya pada pasien pasca stroke. Contact Person. Rismawati Simanjuntak 081 396 490 725/ 0852 9619 1907
Tidak ada komentar:
Posting Komentar