Kamis, 15 November 2012

ANAK BERBAKAT NAMUN MEMILIKI MASALAH BERBICARA ?

Satu hal yang menarik diutarakan oleh seorang Mommy yang mempunyai anak yang bermasalah dengan kemampuan berbicaranya, namun setelah ditelusuri ternyata sang anak tercinta memiliki intelejensia yang sangat tinggi. Menurut sang Mommy, sampai saat ini kajiannya belum ada, jadi anak- anak late talker yang ternyata kelaknya diperkirakan akan berkembang dan bicara tanpa bantuan terapi namun ternyata mengalami learning disabilities, tidak terlacak sejak awal. Banyak kasus saat ini, anak ternyata sudah cerewet tetapi jika diajak bicara sulit menjawab. Dalam pelajaran matematika baik, tetapi kesulitan dalam pelajaran bahasa. Dalam pelajaran dengan menggunakan analisis baik, tetapi sulit dalam pelajaran menghapal.
Kajian untuk kelompok anak seperti ini di Indonesia belum ada. Tapi kelompok pemerhatinya sudah banyak. Indonesia agak ketinggalan memang, sayang sekali. Padahal kelompok anak yang late
talker, semuanya oke termasuk inteligensianya, namun tetap termasuk juga sebagai kelompok anak berresiko. Resikonya (tergantung dari perkembangannya) adalah kelak akan mengalami learning
disabilities (gangguan belajar) perkembangan sosial khusus (lebih introvert), atau kesulitan lainnya selama di sekolah, kerja tim, dan bermain.
Keterlambatan bicara dengan inteligensia normal sampai tinggi, bisa ditelusuri dalam bahasan Centrum Auditory Processing Disorder (CAPD) bagian dari otologi-neurologi, ataupun THT. Di berbagai Universitas di Indonesia belum ada yang sanggup melakukan deteksinya. Karena CAPD ini juga mempunyai spektrum mulai dari ringan sampai berat. Tetapi penelitiannya di berbagai negara sudah mulai banyak, bahkan beberapa negara sudah punya pusat kajiannya. Bagaimana terapi dan stimulasinya juga sudah mulai banyak dibicarakan. Mailing listnya juga sudah mulai banyak.
Mommy dengan anak berbakat ini menyampaikan, bahwa anak tercintanya. sampai umur satu setengah tahun bisa berbicara banyak, bisa berhitung, bisa bernyanyi macam-macam… namun lama-lama bukannya malah berkembang tapi malah mundur, baru berbicara lagi mulai umur 3 dan baru bisa berkomunikasi dua arah umur 5 tahun. Pernah mengikuti speech terapi mulai umur 5,5 selama dua tahun. Sekalipun bisa komunikasi tapi toh ada gangguan dalam kemampuan ekspresi verbalnya.
Di dalam kelompok seperti anak berbakat ini banyak yang harus menerima speech terapy, dan mengalami gangguan belajar yang disebabkan karena kemampuan pengertian bacaan tidak memadai.Meskipun mempunyai inteligensia normal sampai tinggi, tetapi mengalami kelainan perkembangan komunikasi (communication development disorder) . Penyebabnya bukan karena kurang stimulasi lingkungan, bukan karena pendengaran terganggu, bukan karena oral motornya terganggu, tetapi gangguan proses informasi di bagian otak yang mengatur pengolahan informasi dan bentuk gangguan komunikasi ekspresif.
Berbicara dalam Kongres autisme yang diadakan oleh IDAI/IDAJI/PERDOSI dua tahun lalu , sang Mommy melakukan pertemuan- pertemuan dengan para orang tua late talker. Ada 4 (empat) anak anak
yang semula mulai bicara tetapi ternyata perkembangannya tidak ada. Mereka didiagnosa dengan autisme. Ternyata waktu di atas umur 5 tahun mereka keluar dari kriteria autisme, tetapi tetap tidak bisa bicara. Mereka dinyatakan Afasia (tidak bisa bicara) dan kemampuan bicaranya sulit sekali, kosa kata tidak berkembang, cenderung jika dalam bahasa Indonesianya dikategorikan sebagai gagu.
Karena perkembangan seorang anak sulit kita ramal kedepannya. Saran dari Mommy ini adalah untuk selalu siap memperhatikan, siap mendukung dan menstimulasi diri anak agar perkembangannya tidak melenceng jauh. Ada anak yang mempunyai perkembangan diri yang lambat, ada yang normal, ada justru sangat cepat. Ada yang simultan secara harmonis berkembang secara bersamaan, ada yang
satu aspek perkembangan maju cepat tetapi aspek lain tertinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar